Hadist Ke-23956
حَدَّثَنَا يَزِيدُ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ غُسْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْجَنَابَةِ فَقَالَتْ كَانَ يَغْسِلُ يَدَيْهِ ثَلَاثًا ثُمَّ يَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَمَضْمَضُ وَيَسْتَنْشِقُ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثُمَّ يُفْرِغُ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid], dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Atha` bin As Saib] dari [Abi Salamah], berkata; saya bertanya kepada [Aisyah] mengenai mandi junub Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu ia berkata; beliau mencuci tangannya tiga kali, lalu mencuci kemaluannya, mencuci kedua tangannya, berkumur-kumur dan beristinsyaq (memasukkah air ke dalam hidung), dan kemudian menyiramkan air di atas kepalanya dan meratakannya keseluruh tubuhnya."
Hadist Ke-23957
حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُعَاذَةَ أَنَّ امْرَأَةً قَالَتْ لِعَائِشَةَ أَتَجْزِي إِحْدَانَا صَلَاتَهَا إِذَا كَانَتْ حَائِضًا قَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قَدْ كُنَّا نَحِيضُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا يَأْمُرُنَا بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid], telah mengabarkan kepada kami [Hammam bin Yahya] dari [Qatadah] dari [Mu'adzah], ada seorang wanita bertanya kepada [Aisyah]; "Apakah salah seroang di antara kami harus mengganti shalatnya karena haidl?" (Aisyah) bertanya; "Apakah kamu haruriyah (orang khawarij)?, kami pernah mengalami haidl semasa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, tetapi beliau tidak pernah memerintahkan kami untuk mengganti shalatnya."
Hadist Ke-23958
حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ حَمَّادٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنِ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضَبٍّ فَلَمْ يَأْكُلْهُ فَقُلْتُ أَلَا نُطْعِمُهُ الْمَسَاكِينَ قَالَ لَا تُطْعِمُوهُمْ مِمَّا لَا تَأْكُلُونَ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid], telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Hammad] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], berkata; "Pernah dihidangkan kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam (daging) biawak, tapi beliau tidak memakannya." Saya berkata; "Apa tidak sebaiknya kita memberikannya untuk orang-orang miskin?" beliau bersabda: "Jangan kalian berikan kepada mereka dari apa yang tidak kamu makan."
Hadist Ke-23959
حَدَّثَنَا يَزِيدُ قَالَ أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ وَعَفَّانُ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَيُّوبَ قَالَ عَفَّانُ وحَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ بَيْنَ نِسَائِهِ فَيَعْدِلُ قَالَ عَفَّانُ وَيَقُولُ هَذِهِ قِسْمَتِي ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ هَذَا فِعْلِي فِيمَا أَمْلِكُ فَلَا تَلُمْنِي فِيمَا تَمْلِكُ وَلَا أَمْلِكُ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid], dia berkata; telah mengabarkan kepada kami [Hammad], dan [Affan], dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ayyub] dari Affan dan telah menceritakan kepada kami Ayyub dari [Abi Qilabah] dari [Abdullah bin Yazid] dari [Aisyah], berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam membagi jatah di antara istri-istrinya dengan adil." Affan berkata dalam riwayatnya; Beliau bersabda: "Inilah pembagianku.", kemudian beliau bersabda: "Ya Allah inilah yang saya perbuat dari apa yang saya miliki dan janganlah Engkau cela saya dengan apa saja yang Engkau miliki sementara saya tidak memilikinya."
Hadist Ke-23960
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَوُادَ الْهَاشِمِيُّ أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَ قُلْتُ أَرَأَيْتِ قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا } قَالَ فَقُلْتُ فَوَاللَّهِ مَا عَلَى أَحَدٍ جُنَاحٌ أَنْ لَا يَطَّوَّفَ بِهِمَا فَقَالَتْ عَائِشَةُ بِئْسَمَا قُلْتَ يَا ابْنَ أُخْتِي إِنَّهَا لَوْ كَانَتْ عَلَى مَا أَوَّلْتَهَا كَانَتْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ لَا يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَلَكِنَّهَا إِنَّمَا أُنْزِلَتْ أَنَّ الْأَنْصَارَ كَانُوا قَبْلَ أَنْ يُسْلِمُوا يُهِلُّونَ لِمَنَاةَ الطَّاغِيَةِ الَّتِي كَانُوا يَعْبُدُونَ عِنْدَ الْمُشَلَّلِ وَكَانَ مَنْ أَهَلَّ لَهَا تَحَرَّجَ أَنْ يَطَّوَّفَ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَسَأَلُوا عَنْ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا نَتَحَرَّجُ أَنْ نَطَّوَّفَ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ إِلَى قَوْلِهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا } قَالَتْ عَائِشَةُ ثُمَّ قَدْ سَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّوَافَ بِهِمَا فَلَيْسَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يَدَعَ الطَّوَافَ بِهِمَا
Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Hasyimi], telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim, yaitu Ibnu Sa'ad] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] berkata; saya bertanya [Aisyah], apakah kamu tahu maksud firman Allah AzzaWaJalla?. Sesungguhnya shofa dan marwah termasuk syiar Allah dan barangsiapa yang haji di baitil harom atau umroh maka tidak masalah baginya untuk thowaf pada keduanya?, Urwah berkata; saya berkata: "Demi Allah tidak masalah bagi siapapun untuk tidak thowaf di shofa dan marwah." Lalu Aisyah berkata; "Alangkah payah apa yang kamu katakan wahai anak saudaraku!, jika ayat itu seperti apa yang telah kamu ta`wilkan (artikan) niscaya tidak ada masalah bagi siapapun untuk tidak melakukan thowaf di shofa dan marwah. Akan tetapi, ayat ini turun karena orang-orang Anshor sebelum masuk Islam mereka berniat untuk mengagungkan patung berhala yang bernama manat (nama patung jahiliyyah di Makkah) yang mereka sembah di Musyallal, dan siapa saja yang berniat untuk mengagungkan patung tersebut, maka dia terpaksa harus melakukan thowaf di shofa dan marwah." Lalu mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan bertanya; "Wahai Rasulullah! kami terpaksa melakukan thowaf di shofa dan marwah di masa jahiliyyah, selanjutnya turunlah ayat 'Sesungguhnya shofa dan marwah termasuk syiar Allah dan barang siapa yang berhaji di ka'bah atau umroh maka tidak masalah baginya untuk thowaf pada keduanya' Aisyah berkata; "Kemudian Rasululah Shallallahu'alaihiwasallam menyunnahkan thowaf pada keduanya, maka tidak pantas bagi siapapun untuk meninggalkan thowaf pada keduanya."